PROLOG
Senin 14 Maret. 17 tahun
yang lalu.
Aku duduk di ruang tamu
Bersama kucing ku yang Bernama Skittle. Sebelum Skittle di pelihara olehku,
sebenarnya aku sudah mempunyai kucing Bernama Mathew yang mati pada saat aku
berusia 5 tahun. Entah setelah aku melakukan percobaan padanya, yaitu percobaan
seperti memasukan udara kedalamnya. Percobaan yang dilakukan olehku untuknya
terinspirasi dari karakter Nyonya Puff di acara kartun Spongebob
Squarepant.
Disaat itu aku belum
mengerti bahwa fisik hewan itu kompleks dan jauh dari bayanganku pada waktu
kecil. Semuanya berdasarkan imajinasiku bahwa hewan itu dapat berbicara keada
manusia, semua hewan memiliki kemampuan yang sama, dan juga aku tidak mengenal
yang Namanya mamalia, biota laut, dan unggas. Tidak, aku tidak pernah
memikirkan dan mengetahui yang Namanya klasifikasi hewan.
Dengan deemikian, maka aku
menganggap bahwa Mathew memiliki kemampuan yang sama dengan Nyonya Puff. Yaitu
bisa mengembungkan badannya. Pertama, aku membuat percobaan dengan menyiapkan pompa
hydrogen, dan juga tali untuk mengikat ujung badannya agar seperti balon. Jika
aku membawa Mathew seperti balon, berarti aku tidak perlu untuk mengikutinya
dan menarik tali untuk memperingatinya agaria bisa dikendalikan untuk tidak
kabur dariku.
Langkah kedua, aku
menangkapnya dan juga mengikatnya Kembali dengan tali yang dikhususkan untuk
hewan. Lalu aku membawa pompa dan menusuknya kedalam mulut Mathew. Kemudian,
aku memompa agar udara bisa masuk kedalam tubuh Mathew,. Perlahan, lama – lama,
Mathew mengembung dan sepertinya ia tidak bisa bernafas. Aku langsung
membawanya kedalam bak mandi dan menenggalamkannya kedalam. Dalam waktu selama
75 detik, aku bisa melihat Mathew mengambang didalam air, sampai akhirnya
badannya meledak didalam. Warna merah menyebar didalam bak manid, air keruh dan
lama – lama semua isi bak mandi menjadi merah seperti bak mandi di sebuah film
horror.
Aku berlari keluar kamar mandi
untuk menemui Ibu. Aku memanggilnya dengan nada yang acak – acakkan, intonasi
tidak teratur, dan tempo yang cepat. Lalu, Ibu melihat kearahku padasaat ia
ingin menaiki loteng dan juga membatalkan niatnya memanjat tangga loteng. Aku
menarik Ibu, dan menuntunnya ke kamar mandi. Ibu terkejut melihat isi bak madni
semuanya berwana merah kekeruhan.
Ibu menutup pintu sambil
menarik ku keluar dari kamar mandi. Ibu mengajakku untuk duduk disampingnya.
“Anton, kamu apakan bak mandi hingga seperti itu?”
Aku menjawab sesingkatnya
saja. “ Karena aku masukkan Mathew kedalam bak mandi karena aku kira Mathew mempunyai
kemampuan seperti Ikan buntal.” Ibu yang
mendengar hal itu menggelengkan kepalanya. Ibu menutup matanya. Sepertinya ia
sedikit kecewa dengan percobaan “menyenangkan’ itu.
“Sayang, kamu jangan
melakukan hal itu lagi ya? Itu sudah menyimpang dari budi karakter yang baik ya
sayang.”
Suara Ibu masuk kedalam
telingaku. Tiba – tiba otakku memutar percobaan itu. Naluriku merespon
tidak baik. Aku sadar bahwa yang dilakukan olehku adalah hal yang tidak baik.
Walaupun semua keburukan itu membuatku kecanduan untuk melakukannya di masa
depan yang akan datang. Melupakan semua kebaikan, mengasupiku dengan keburukan,
dan selalu menyakiti orang lain secara psikologis maupun fisik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar